Sabtu, 03 Desember 2011
(12) Efek Wi-Fi Bagi Kesehatan
Bahaya Wi-Fi. Wi-fi (wireless fidelity) yang lebih dikenal
sebagai jaringan lokal nirkabel semakin populer terutama di negara-negara maju
dan berkembang. Dengan wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus
repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Memang enak kalau kita
berada di lingkungan yang ada wi-fi nya. Tapi selidik punya selidik sinyal
wi-fi berpengaruh juga terhadap tubuh kita. Mau tahu?
Di balik kemudahan yang ditawarkan wi-fi, ada beberapa
keyakinan publik yang menganggap wi-fi berdampak negatif terhadap kesehatan.
Mereka yang tidak setuju dengan kehadiran wi-fi beralasan radiasi
elektromagnetik dari wi-fi bisa menyebabkan nyeri di kepala, gangguan tidur dan
mual-mual, terutama bagi mereka yang electrosensitive. Tapi benarkah wi-fi
berbahaya bagi kesehatan?
Ketakutan akan dampak buruk wi-fi terhadap kesehatan ini
dimentahkan ilmuwan Inggris. Seperti yang diungkapkan Sir William Stewart,
ketua Health Protection Agency, mengatakan pada BBC Programme Panorama,
tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teknologi wi-fi. Tak ada bukti pasti
yang menyebutkan, perangkat seperti ponsel dan wi-fi menyebabkan kesehatan
terganggu.
Hal senada juga diungkapkan Professor Lawrie Challis, dari
Nottingham University. Dalam pernyataannya pada BBC, Prof Challis, yang
menjabat sebagai ketua Mobile Telecommunications and Health Research (MTHR)
menyebutkan: "Radiasi elektro magnetik dari Wi-fi sangat kecil,
pemancarnya juga berkekuatan rendah, selain itu masih ada jarak dengan tubuh.
"Bisa jadi radiasi elektro magnetik sangat dekat dengan
tubuh, ketika kita memangku laptop, namun dalam pengamaatan saya setiap orang
tua akan meminta anak mereka untuk tidak terlalu sering menggunakan ponsel
mereka dan selalu meminta mereka untuk menaruh laptop di atas meja, bukan di
pangkuan, jika mereka berinternet terlalu lama."
Untuk mendukung pernyataan ini, tim Panorama BBC mengunjungi
sebuah sekolah di Norwich, yang memiliki seribu siswa, dan mencoba membandingkan
tingkat radiasi dari ponsel dan penggunaan wi-fi di dalam kelas. Hasilnya
menunjukkan radiasi wi-fi di ruang kelas tiga kali lebih besar dibanding
pancaran yang dikeluarkan ponsel.
Namun ahli kesehatan psikis Professor Malcolm Sperrin
mengatakan sinyal wi-fi yang lebih besar tiga kali lipat dibanding radiasi
ponsel di suatu sekolah masih belum relevan, karena belum ditemukan pengaruhnya
terhadap kesehatan.
"Wi-fi adalah teknologi yang
menggunakan gelombang radio elektromagnetik rendah, yang sebanding dengan oven
microwave, bahkan 100 ribu kali lebih rendah dari microwave."
Tipe radiasi yang dipancarkan gelombang radio (wi-fi),
microwaves, dan ponsel telah menunjukkan kenaikan level temperatur jaringan
yang sangat tinggi, yang biasa disebut thermal interaction, namun masih belum
ada bukti level tersebut menyebabkan kerusakan.
Health Protection Agency menyebutkan duduk di ruangan yang
memiliki hotspot selama setahun sebanding dengan gelombang radio yang
dipancarkan saat bercakap-cakap dengan ponsel selama dua puluh menit.
"Gelombang radio sudah menjadi bagian dari kehidupan
kita selama hampir seabad atau lebih, namun jika ada gangguan yang signifikan
terhadap kesehatan, pasti ada kajian yang akan mencatatnya, dan selama ini
berbagai studi masih belum menemukan bukti transmisi wi-fi bagi kesehatan.
Hal senada juga didukung Professor Will J Stewart, rekan dari
Royal
Academy of Engineering, yang mengatakan: "Ilmu pengetahunan telah
mempelajari pengaruh ponsel bagi kesehatan selama bertahun-tahun dan
kekhawatiran akan dampak radiasi ponsel masih sangat kecil." Begitu
juga dengan wi-fi, jika digunakan dalam batas yang wajar tak akan ada
pengaruhnya bagi kesehatan dalam waktu yang lama. Namun bukan berarti semua
radiasi elektro magnetik tak berbahaya, misalnya sinar matahari yang terbukti
menyebabkan kanker kulit, jadi jika Anda menggunakan laptop saat berjemur di
pantai, ada baiknya mencari tempat yang teduh," tambah Sperrin yang
mengatakan sampai saat masih belum ada banyak bukti yang cukup berrarti akan
dampak negatif wi-fi.
Namun yang lebih dikhawatirkan Sperrin bukan pada gelombang
wi-fi, namun pada perilaku dalam penggunaan laptop, dan panas yang dihasilkan
laptop pada beberapa bagian sensitif pada tubuh, yang berdampak pada kesehatan.
Langganan:
Postingan (Atom)